Harunoblue

Posts Tagged ‘suka-suka’

Latihan Menulis : “Moon Lovers: Scarlet Heart Ryeo”

In harunoblurry, harunodream, harunothink, harunotrivial on September 6, 2016 at 7:37 pm

Dahulu kala saat aku masih sangat muda (baca:anak-anak) aku sangat suka menggambar dan saat SMA aku pernah bermimpi untuk menjadi komikus saat dewasa nanti, namun saat kuliah mimpiku berubah menjadi penulis. Pernah aku berharap dapat menerbitkan buku sendiri sebelum usia 30. Ketika usia 30 itu tiba, aku masih tetap memiliki mimpi yang sama meski belum juga terwujud. Terkadang mimpi dan kenyataan berjalan di dua jalur berbeda namun tak ada salahnya jika bisa berjalan bersamaan. Aku masih bermimpi menjadi seorang penulis, masih belajar menjadi penulis.

Lalu ada apa dengan “Moon Lovers: Scarlet Heart Ryeo”? Iseng saja, saat menonton scene pertama drama korea tersebut aku merasa tergelitik untuk menuliskan adegan itu dalam bentuk narasi. Hanya potongan kecil 3,5 menit pertama dari episode pertama, namun kurasa sangat berguna untuk melatih kemampuan mengamati dan mendeskripsikan suasana.

***

Hamparan cahaya memantul di damainya danau sewarna biru yang dibatasi tebing-tebing putih menjulang tinggi menopang langit. Ada beberapa perahu yang melintas di permukaan danau yang sedang membawa para pelancong menikmati beningnya air dan pemandangan indah yang memanjakan mata di sekitarnya. Beberapa orang duduk berkelompok di tepi sungai bersama keluarga dan teman-teman menghabiskan waktu santai di akhir pekan dengan berekreasi di tepi danau. Mereka kelihatan bahagia dan bersemangat, terutama anak-anak yang tampak begitu riang bermain disana.

Namun sayangnya tak semuanya memiliki perasaan yang sama di hari yang seharusnya indah itu. Seorang wanita tampak duduk sendirian di sudut dermaga dengan dua botol shoju di hadapannya, satu kosong satu lagi setengah terisi. Aura keputusasaan bagaikan memancar menciptakan gelembung yang menafikan segala bentuk keceriaan di sekitarnya. Dia mengambil cermin kecil dari tasnya. Diperhatikan sudut bibir kanannya yang terluka dan mata kanannya yang lebam. Dari pada rasa sakit, justru kesedihan dan kekecewaanlah yang paling tampak dari raut wajah sendunya.

Dia memasukkan kembali cermin ke dalam tasnya dan meraih botol shoju yang setengah berisi dan meneguknya perlahan, seolah menikmati rasa sakit yang bersemanyam dalam dirinya. Tak jauh dari tempatnya duduk seorang laki-laki berpakaian lusuh dengan ransel kumal dan tas besar di tangannya tampak sedang memperhatikan wanita itu.

Wanita itu menyadari keberadaan laki-laki itu dan balas memandangnya. Baginya laki-laki itu tampak seperti gelandangan. Siapapun yang melihatnya juga pasti memiliki pemikiran seperti itu. Dia kemudian sadar jika ternyata yang diperhatikan laki-laki itu bukan dirinya, tapi botol shoju di tangannya. Laki-laki itu melemparkan senyum memperlihatkan gigi-giginya ketika pandangan mereka bertemu.

Wanita itu bergidik dengan ragu-ragu menjulurkan botol berisi shoju yang hanya tinggal sepertiganya kepada laki-laki itu. Laki-laki itu sempat tertegun sejenak, namun rasa dahaganya akan shoju mendorongnya untuk meyambut tawaran wanita itu. Dia mendekat meraih botol shoju dan dan mereguk dengan penuh nikmat shoju di samping wanita itu.

Wanita itu agak menyesal memberikan shojunya karena itu adalah botol terakhirnya, namun dia tak ingin menambah daftar sesal dalam hidupnya yang sudah terlampau panjang. Keheningan mengapung, ada kesunyian yang tercipta lewat deguk shoju dan langit biru yang terlampau cerah saat itu.

“Pak, Apakah Bapak pernah merasakan ingin tidur selama ratusan atau ribuan tahun?”Tanya wanita itu memecah kesunyian di antara mereka,”masalah demi masalah selalu saja muncul dan tidak ada harapan akan menjadi lebih baik. Namun aku terus berkata pada diri sendiri bahwa semua akan baik-baik saja, namun masalah lain pun muncul. Karenanya aku ingin memilih untuk tidur selamanya dan tidak bangun lagi.

Ucapan wanita itu sebenarnya tak mengharapkan jawaban apa-apa. Dia hanya ingin melepaskan sedikit bebannya yang tak hingga itu. Baginya itu hanya sebentuk retorika yang tak membutuhkan jawaban atau semacam katarsis untuk kegundahan jiwanya. Mata wanita itu menerawang jauh, sementara laki-laki itu mendengarkan dengan terus meneguk sisa shoju di tangannya.

“Aku ingin melupakan segalanya tapi itu sama sekali tidak ada gunanya. Bajingan itu meninggalkanku dengan tumpukan hutang, dan perempuan jalang yang menipuku itu kabur bersamanya. Sial, seharusnya aku tidak pernah percaya siapapun,”ujarnya emosional dengan suara meninggi.

“Pak, apa Bapak tahu?”Butiran bening serupa kristal cair mulai jatuh melintas di pipinya,”selama ini aku menganggap jika aku tidak berubah, orang yang aku percayai dan aku sukai juga tidak akan berubah. Tapi ternyata aku salah… mengapa hidupku seperti ini?”

Tangisnya pecah, wanita itu membenamkan wajahnya di lutut. Kesedihan dan rasa kecewa mendalam menyelimuti hidupnya, sesal yang membuncah itu hanya bisa dia larutkan dalam tangis yang sebenarnya tidak dapat memberikan jawaban apa-apa.

Hening merambat sesaat kemudian laki-laki itu meletakkan botol shoju yang kosong di hadapannya dan berkata, “hidupmu tak akan berubah hanya karena kamu menginginkannya.”

Laki-laki itu dengan sikap acuh merebahkan tubuhnya hendak tidur, dia meraih tas yang dibawanya lalu menjadikan sebagai bantal

”Tapi mungkin saja bisa jika kau mati dan hidup kembali,”sambung laki-laki itu sambil memejamkan mata.

“Bapak bilang apa?”Tanya wanita itu seraya mengangkat wajahnya, tak mengerti, yang kemudian menjadi tidak perduli.

Laki-laki itu tak menjawab dan terus saja melanjutkan tidur.

Wanita itu berhenti menangis, angin lembab yang menyapu danau mampir di wajahnya. Dia memukul-mukul dadanya berusaha menenangkan diri lalu menghela nafas panjang dan menghapus air matanya.

***

Well, still far from good, but I’ll keep practicing for sure by using another scene of the drama or maybe some other dramas or movies in my free time.

 

 

Jangan Bilang-Bilang Saya Suka Bollywood

In harunodays, harunotrivial on May 30, 2010 at 5:44 am

Gak terasa udah subuh. Malam ini saya gak tidur gara-gara nyiapin bahan buat ngajar di bimbel besok pagi. Halah,  gaya! Padahal semalaman asik nonton Bollywood haghaghaghag… Tapi gak bohong juga sih, nyiapin bahannya sambil nonton makanya semalaman sekarang baru siap.

Hmm, sebenarnya awalnya saya malu ngaku nonton Bollywood. Kata orang gak gaul, kampungan banget kalo nonton Bollywood. Saya gak benci Bollywood, tapi karena takut dianggap kampungan, ya sudah saya juga ngaku-ngaku anti Bolywood. Kalo boleh jujur, masa kecil dan remaja saya bisa dibilang dekat dengan Bollywood. Mulai dari SD hingga SMP ketika tivi-tivi Indo memutarkan film-film bollywood tua yang dibintangi oleh Amitab Bachchan, Dharmendra, lalu ada Rishi Kapoor, Methum Cakraborthy, Govinda, Sunny Deol, Salman Khan, Akshay Kumar, Ajay Devgan,  Amir Khan, Shahruk khan dan aktor-aktor lain yang saya lupa namanya.

Dulu saya gak milih-milih buat nonton, biasanya apa yang ada di tivi itu yang saya tonton, namun dengan bertambahnya usia saya mulai memilih. Saat SMA ketertarikan saya pada film-film Bollywood mulai berkurang. Saya biasanya hanya menonton sedikit di awal. Kalo ceritanya menurut saya menarik, saya lanjut tapi kalo gak, ya saya stop.

Setelah tahun 2000  saya lebih tertarik dengan film-film Hollywood yang temanya lebih beragam dan cenderung meninggalkan Bollywood yang hanya berisikan percintaan dan balas dendam. Namun begitu ada juga film-film Bollywood yang masih saya tonton, gak banyak sih, Diantaranya yang saya ingat adalah:

1. Ka Ho Na Pyiar Hai, itu  kali pertama saya tau  Hritik Rosan, waktu itu saya mikir dia aktor Bollywood paling keren karena otot dan dance-nya yang mantap.

2. Chori-Chori Cupke-Cupke, satu-satunya film Salman Khan yang masih saya ingat.

4. Lagaan, filmnya Amir Khan tentang kolonialisme Inggris di India yang berakhir dengan pertandingan Kriket. Not Bad.

3. Kabhi Khusi Kabhi Gam, Saya nonton ini gara-gara Hritik Rosan,  Syahruk Khan dan Amitab Bachchan yang maen dan katanya budget buat produksi film ini gede banget, jadi pengen tau gimana sih filmnya.

4. Mohabbatein, Kata orang sih bagus ceritanya Ada Amitab Bachchan dan Syahruk Khan gitu. Gak terlalu buruk lah menurut saya.

5. Dil Hai Tum Hara, Hm.. Kenapa ya.. Lupa kenapa saya nonton ini. Apa karena ada Preity Shinta-nya? (Dulu saya menganggap Aktris Bollywood paling cantik adalah Preity Shinta dan Hritik Rosan untuk yang terganteng,  tapi kemudian saya sadar bahwa ternyata saya lebih ganteng wkwkwkwkw…)

6. Asoka, Nah ini gara-gara saya liat iklannya. Beda banget dengan film Bollywood lainnya karena ceritanya berdasarkan sejarah gitu, ada perang-perangan, dan Syahruk Khan yang berotot.

7. Kal Ho Na Ho, Film tentang orang sekarat yang jatuh cinta.

8. Koi Mil Gaya, ini gara-gara ceritanya ada Alien mirip-mirip ET, futuristik, dan seperti Asoka, beda banget dengan film-film Bollywood yang terdahulu.

9.  Krissh, nah ini film Super Hero pertama india, Awalnya saya berharap akan menemukan efek-efek keren ala The Matrix tapi sayangnya teknologi mereka belum mampu.  Tapi untuk adegan fightingnya lumayan lah udah pake kungfu, gak free style gedebam-gedebum lagi seperti Film Bollywood kuno.

10. My Name Is Khan, Saya nonton baru-baru ini dan keren baget.

11. Three Idiots, The best Bollywood movie ever.

12.  Rab Ne bana Di Jodi, Nah ini yang baru aja saya tonton atas rekomendasi seorang teman. bukan film baru sih, produksi 2008 cuma nontonya baru sekarang. Komentar saya.. Lumayan lah.. manis-manis menyentuh gimanaa gitu.

Hanya itu yang masih saya ingat, mungkin masih ada beberapa lagi tapi gak terlalu berkesan jadinya lupa. Rencananya sekarang saya mau cari film Swades, Chakde, dan Om shanti Om. Film lama semua, tapi kata teman saya filmnya lumayan.

Nah, yang saya mau bilang adalah, gak semua film Bollywood itu jelek atau kampungan. Meskipun banyak yang jelek, yang bagus juga ada. Tapi itu tergantung selera dan gengsi juga sih. Tapi buat apa malu, kalo memang bagus katakan bagus kalo jelek bilang jelek, tapi jangan karena gengsi menjelekkan yang bagus.

Film Bagus (Menurut Saya)

In Uncategorized on May 28, 2010 at 9:36 pm

Sumpah ini gak penting, tapi saya pengen aja bilang kalo saya punya 4 film favorit yang karakternya “gak normal” tapi ceritanya menyentuh. Nah, bingung kan? Kamu bakal ngerti “gak normal” bagaimana yang saya maksud kalau kamu udah nonton filmnya. Makanya kalo belum tau pada nonton gih, dijamin gak rugi. Highly recommended deh pokoknya… Meskipun ada yang udah jadul tapi tetep mantep kok. Nih dia nih filmnya:

1. Rain Man (1988)

2. Forest Gump (1994)

3. Beautiful Mind (2001)

4. My Name Is Khan (2010)

Met nonton ya…

Akhirnya Jadi Sarjana

In harunofriends, harunopicts on May 26, 2010 at 11:40 pm

Ini adalah foto sahabat saya saat akan mengikuti ujian akhir sidang skripsinya tadi pagi.  Foto diambil ketika dia dengan harap-harap cemas menanti detik-detik pengeksekusian di kursi panas oleh para algojo-algojo intelek yang siap sedia meremukkan thesis mu berkeping-keping dalam artian positif tentu saja 😀  Syukurnya semua berjalan dengan lancar dan dia dinyatakan lulus.. Selamat ya..

Foto-foto lain akan menyusul

Kisah Klan Otori: Heaven’s Net is Wide

In harunobooks on May 24, 2010 at 1:09 am

Judul buku : Kisah Klan Otori: Heaven’s Net is Wide
Penulis : Lian Hearn
Penerjemah : Meithya Rose Prasetya
Penerbit : Matahati, Jakarta
Cetakan : Pertama, November 2009
Tebal buku : 786 halaman
Harga : Rp. 99.000,-

Sudah hampir sebulan beli novel ini, tapi sampai sekarang belum juga tersentuh. Gak tau kenapa, apa karena terlalu tebal, atau karena ini adalah prekuel.

Saya sudah membaca ke empat novel Kisah Klan Otori sebelumnya yang ditulis oleh  Lian Hearn, namun semangat saya untuk membaca buku kelima ini, yang merupakan prekuel ini tidak semenggebu dulu. Yang jelas Sampai dengan detik ini saya belum membaca satu halaman pun kecuali halaman yang menuliskan nama pengarang, penerbit, cetakan dan kawan-kawan. Entah kapan saya akan memulai membacanya. Ah yang penting sudah punya dulu, soal kapan dibaca itu urusan nanti.

Sebuah Awal

In harunotrash on May 14, 2010 at 6:50 pm

Terima kasih sudah mampir atau mungkin tidak sengaja nyasar kemari dan tidak sengaja pula membaca tulisan ini. Ya, judulnya sebuah awal. Sebuah permulaan untuk blog jelek ini.

Jujur saja, saya tidak pandai menulis tapi tetap pengen nulis. Terlalu maksa dan bodoh mungkin, tapi suka-suka saya dong. Blog-blog saya…… 🙂